Bersama tangisan pasti akan ada senyuman; bersama ketakutan pasti akan ada keamanan; dan bersama kegelisahan pasti akan ada ketenangan. Api tidak dapat membakar Ibrahim, kesayangan Allah, karena penjagaan rabbani telah membukakan jendela yang mengalirkan ”kesejukan dan keselamatan” (QS 21:69) baginya.
Laut tidak dapat menenggelamkan Nabi Musa AS, karena ia mengatakan dengan suaranya yang kuat dan penuh ketulusan: ”Sekali-kali kita tidak akan tersusul. Sesungguhnya Tuhanku akan menyelamatkan dan menunjukkan jalan kepadaku.”( QS 26:62)
Ketika Nabi Muhammad SAW berada di dalam gua persembunyiannya, beliau menghibur hati shabatnya yang bersama mereka berdua, lalu turunlah rasa aman, pertolongan, dan ketenangan.
Sesungguhnya para pengabdi kesibukan rutinnya dan budak-budak lingkungannya yang kelam, mereka memandang dirinya hanyalah sebagai orang-orang yang terhimpit oleh kesusahan, kesempitan, dan kesengsaraan hidup. Demikian itu karena sesungguhnya mereka tidak mau melihat, kecuali hanya sebatas tembok kamar dan pintu rumahnya. Mengapa mereka tidak mau menembus penglihatan mereka ke balik tirai-tirai yang mengungkungnya, lalu melepaskan kendali pikiran mereka dengan bebas hingga menjangkau apa yang ada di balik tembok-tembok yang menyekat mereka?
Oleh karena itu, janganlah Anda bersempit dada, karena mustahil suatu keadaan yang menyengsarakan akan berlangsung terus-menerus tanpa ada perubahan. Ibadah yang paling utama adalah menunggu datangnya kemudahan mengusir kesulitan. Hari-hari silih berganti; roda masa akan terus berputar; malam-malam hari terus bergulir; kegaiban selalu tersembunyi; dan Yang Mahabijaksana setiap harinya selalu dalam kesibukan. Mudah-mudahan Allah akan memberikan kemudahan sesudah semuanya itu. Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.